Alergi
pada anak ternyata tak sesederhana yang kita duga. Demikian luasnya sistem
tubuh yang terganggu, sehingga alergi juga bisa menghambat kecerdasan otak anak
serta menimbulkan gangguan prilaku pada anak. Sementara itu, pengobatan yang
terus-menerus dilakukan bukanlah jalan keluar yang terbaik. Lalu bagaimana
seharusnya yang dilakukan orangtua?
Jika
kita mendengar kata-kata alergi, maka terbayang dalam benak kita sejumlah
reaksi yang ditimbulkan seperti gatal-gatal pada kulit, batuk, pilek, dan
bersin-bersin. Tapi sebenarnya alergi tidak sesederhana yang kita bayangkan.
Alergi juga dapat menyerang semua organ tubuh lainnya, mulai dari ujung kaki
hingga ujung rambut. Kadang yang ditimbulkanpun tak hanya sakit ringan, namun
bisa juga gangguan intelegensia dan prilaku. Misalnya sulit untuk
berkonsentrasi, hilang ingatan sesaat, gagap, implusif, hiperaktif, lemas
kronis, bahkan alergi juga sampai menyebebkan kematian jika menimbulkan syok anafilaktik, yaitu
penyempitan saluran pernapasan di paru-paru, menurunnya tekanan darah, dan
tercekiknya tenggorokan.
Alergi
dapat timbul dari berbagai macam faktor, seperti halnya faktor suhu udara,
debu, kotoran hewan, makanan, hingga perlengkapan kosmetik. Semua bagian tubuh
dapat diserang alergi, tanpa kecuali, meskipun reaksi alergi lebih sering
terjadi pada permukaan kulit, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan.
Berdasarkan dari penelitian, alergi pada anak kebanyakan disebabkan oleh faktor
keturunan. Jika orangtuanya memiliki riwayat alergi, kemungkinan anak akan
terserang alergi yakni 70-80% dan itu perhitungan jika kedua orang tuanya
memiliki riwayat alergi. Lain halnya jika hanya satu orangtua saja yang
memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak juga terserang akergi yakni
sekitar 30%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar